KARAKTERISTIK SENSOR DAN WAHANA PENGINDERAAN JAUH
Dalam mempelajari penginderaan jauh sangat terkait sumber energi,
interaksi energi di atmosfer, interaksi energi dengan permukaan bumi.
Hal lain yang harus dipahami adalah proses perekaman energi itu
sendiri. Proses perekaman energi dilakukan dengan menggunakan sensor
peka energi-energi tersebut. Seperti tubuh manusia, masing-masing
sensor seperti mata dan telinga memiliki kepekaan yang berbeda-beda
terhadap energi yang diterimanya. Informasi yang diterima oleh sensor
ini akan saling mendukung menjadi informasi yang utuh.
Seperti
diketahui pada bab terdahulu, energi yang diterima oleh sensor berasal
dari energi yang dipancarkan obyek ataupun energi matahari yang
dipantulkan obyek. Agar sensor dapat merekam energi-energi tersebut,
sensor harus dipasang pada suatu wahana bergerak dengan jarak yang
stabil antara obyek dengan wahana. Wahana yang membawa sensor ini dapat
berupa wahana yang bergerak didarat melalui cara terestrial, pesawat
udara, balon, ataupun satelit.
Sensor terestrial sering digunakan
untuk merekam berbagai informasi detil tentang permukaan bumi sebagai
pelengkap informasi yang dikumpulkan melalui pesawat udara ataupun
satelit. Dalam banyak hal perekaman menggunakan cara ini lebih
memberikan pemahaman yang mendalam dan lengkap tentang suatu obyek
hasil identifikasi melalui foto udara atau citra satelit. Sensor
melalui cara terestrial ini dapat diletakkan pada suatu gedung yang
tinggi, crane, atau mobil.
Sensor dengan menggunakan pesawat udara
memberikan hasil berupa foto udara. Citra foto udara memberikan
informasi citra yang cukup detil. Cakupan dari citra ini lebih luas
dari pada metode terestrial. Sensor untuk merekam informasi diletakkan
pada tubuh atau sayap pesawat.
Perekaman melalui satelit
menghasilkan informasi berupa citra satelit. Satelit diluncurkan dan
bergerak pada orbitnya dengan membawa beberapa sensor. Masing-masing
sensor memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap gelombang
elektromagetik. Hasil dari masing-masing sensor ini selanjutnya sering
dikenal dengan istilah saluran (band). Contoh citra satelit Landsat TM
dengan 7 saluran (band) yang masing-masing band memiliki kemampuan
”melihat” yang berbeda-beda.
ORBIT DAN CAKUPAN
Penginderaan jauh
pada saat ini banyak menggunakan citra satelit sebagai dasar
analisisnya. Citra penginderaan jauh dengan menggunakan satelit
memberikan cakupan yang luas atas permukaan bumi. Sejalan dengan
kemajuannya citra satelit dengan resolusi tinggi memberikan informasi
yang tidak kalah detil dengan foto udara.
Dalam merekam informasi
satelit bergerak pada suatu jalur terbangnya. Jalur terbang satelit ini
disebut dengan Orbit. Orbit dari satelit disesuaikan dengan kemampuan
sensor dan tujuan perekamannya. Orbit satelit memiliki variasi pada
ketinggian, orientasi, ataupun rotasi relatifnya terhadap bumi.
Geostationary Orbit
Satelit
dengan orbit Geostasioner memiliki ketinggian sekitar 36000 kilometer.
Kecepatan gerak rotasi sama dengan gerak rotasi bumi. Dengan ketinggian
dan kecepatan yang sama dengan rotasi bumi ini, maka satelit tersebut
dapat mengamati suatu wilayah secara terus-menerus di setiap waktu.
Satelit ini dapat mengamati berbagai perubahan yang terjadi setiap saat
untuk wilayah yang diamatinya. Satelit ini seakan-akan selalu berada
ditempatnya (geostasioner). Satelit yang menggunakan orbit ini biasanya
adalah satelit komunikasi dan satelit cuaca.
Near Polar Orbit
Satelit
dengan orbit Near Polar mengelilingi bumi dengan arah utara – selatan
tegak lurus dengan perputaran bumi. Orbit. Satelit merekam permukaan
bumi dari utara ke selatan, dan pada bagian lain merekam dari selatan
ke utara. Pada saat satelit berada pada bagian muka bumi yang
berhadapan dengan matahari, sensor merekam pantulan energi matahari
yang mengenai muka bumi. Sedang pada saat satelit berada pada area
bayang-bayang (malam) satelit hanya merekan permukaan yang terkena
pantulan sinar matahari. Satelit penginderaan jauh biasanya memiliki
orbit ini Orbit ini dapat meliput sebagian besar wilayah muka bumi
dalam periode tertentu.
Resolusi Spasial dan Ukuran Piksel.
Ketinggian
wahana perekam dengan permukaan bumi yang direkamnya memainkan peranan
dalam data hasil penginderaan ini. Jarak yang tinggi dari wahana
perekam memungkinkan merekam area permukaan bumi yang lebar. Dengan
kata lain, satelit ini memiliki area cakupan (swat) yang luas. Tetapi
disisi lain, dengan semakin tingginya wahana perekam ini akan berakibat
pada kedetilan obyek yang dapat direkamnya. Obyek individual seperti
rumah, pohon, dan berbagai obyek lain sulit dipisahkan satu persatu
secara individual.
Wahana perekam seperti pesawat udara yang
menghasilkan foto udara memiliki ketinggian terbang yang rendah
dibandingkan satelit. Oleh karenanya, data foto udara lebih
memungkinkan pemisahan dan identifikasi obyek secara individual.
Kemampuan
merekam obyek ini juga dipengaruhi oleh sensor. Sensor sebuah satelit
memiliki kemampuan merekam obyek terkecilnya berbeda-beda. Satelit
Landsat TM mampu merekam obyek terkecil dilapangan sebesar 30 x 30
meter. Satelit Ikonos merekam dengan obyek terkecilnya 1 x 1 meter.
QuickBird dengan ukuran obyek terkecilnya 0,6 x 0,6 meter. Kemampuan
sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut
dengan resolusi spasial. Resolusi spasial pada sensor pasif terutama
dipengaruhi oleh sudut pandangnya yang disebut dengan Instantaneous
Field of View (IFOV). Area dipermukaan bumi yang tercakup dalam sebuah
luasan IFOV disebut dengan sel resolusi (Resolution Cell).
Citra
satelit terbentuk dari serangkaian matrik elemen gambar yang disebut
dengan piksel. Piksel merupakan unit terkecil dari sebuah citra. Piksel
sebuah citra pada umumnya berbentuk segi empat dan mewakili suatu area
tertentu pada citra. Jika sebuah sensor memiliki resolusi spasial 20
meter dan citra dari sensor tersebut menampilkannya secara penuh, maka
masing-masing piksel akan mewakili area seluas 20 x 20 meter. Citra
yang menampilkan area dengan cakupan yang luas biasanya memiliki
resolusi spasial yang rendah. Hal ini banyak terdapat pada citra-citra
dari satelit komersial. Citra dengan resolusi tinggi akan menampilkan
obyek secara detil. Satelit militer biasanya didesain untuk hal ini.
Citra dari satelit ini mampu menampilkan obyek secara detil.
Resolusi Spektral
Resolusi
spektral adalah adalah kemampuan sensor untuk membedakan interval
sebuah panjang gelombang. Semakin halus resolusi spektral sensor,
semakin pendek panjang gelombang dapat dipisahkan menjadi
saluran-saluran (band) yang terpisah. Sebagai contoh, citra satelit
Landsat TM memiliki 7 saluran. Satelit Landsat TM memiliki sensor
dengan kepekaan pada masing-masing rentang interval panjang gelombang
hingga sebanyak 7 saluran. Masing-masing sensornya hanya merekam energi
panjang gelombang dengan rentang tertentu.
Film hitam putih
merekam panjang gelombang dari 0,4 mm hingga 0,7 meter. Film ini
menghasilkan citra yang berwarna hitam dan putih saja, karena seluruh
panjang gelombang yang terrentang pada interval tersebut terrekam pada
satu titik. Seperti telah diketahui, rentangan 0,4 mm hingga 0,7mm
terdiri dari banyak warna yang diantaranya adalah warna primer yaitu
biru, hijau, dan merah. Perpaduan dari ketiga warna tersebut
menghasilkan gradasi warna keabuan (greyscale).
Pada film berwarna,
interval panjang gelombang dari 0,4 mm hingga 0,7 mm tersebut
dipisahkan menjadi beberapa saluran yaitu saluran biru (0,4 – 0,5mm),
saluran hijau (0,5 – 0,6 mm) dan saluran merah (0,6 – 0,7 mm). Film ini
akan menghasilkan citra yang berwarna karena masing-masing saluran
terrekam oleh pada salurannya masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar